Nicolò Paganini, musisi kelahiran Genoa, 27 Oktober 1782 ini adalah seorang pengarang musik Italia. Selain musisi , Paganini juga seorang guitaris dan violist yang handal . Bahkan , ia disebut-sebut sebagai salah satu pemain biola terhebat yang pernah hidup, dengan intonasi musik yang sempurna dan teknik bermain yang sangat hebat . Iapn menjadi musisi paling terkenal di Italia.
Ketika ia sedang memainkan biola, siapapun yang mendengar pastilah akan hanyut dalam setiap petikan dawainya. Bila dia memainkan musik bertema bahagia, maka bahagialah perasaan mereka yang mendengarnya . Sebaliknya , bila ia memainkan musik bertema kesedihan, maka sedihlah mereka yang mendengarnya hingga dapat meneteskan air mata
Paganini juga dikenal sebagai orang yang pantang menyerah . Hal ini terrbukti ketika ia sedang berencana untuk mengadakan sebuah pertunjukan yang spesial .Untuk pertunjukan tersebut, Paganini menyiapkan segala keperluan agar pertunjukanya berlangsung meriah . Tak lupa pula ia menyebarkan selebaran pengumuman pertunjukanya tersebut ke seluruh penjuru Italia. Dengan demikian dalam waktu singkat , orang-orang sudah membicarakan seperti apa nanti kira-kira pertunjukan yang akan digelar oleh Paganini.
Ketika akan memulai pertunjukannya, Paganini menyiapkan 10 lagu terbaiknya. Berbagai pilihan lagu yang berkualitas dicari dan satu demi satu lagu yang telah dipersiapkan sebelumnya ia mainkan. Suasana tribun silih berganti. Kadang penuh dengan senyum kebahagiaan. Kadang penuh dengan isak tangis para penonton. Ini semua tergantung tema musik yang dimainkan oleh Paganini. Semua berjalan lancar pada awalnya.
Namun ada suatu hal yang tak diduga-duga terjadi di tengah pertunjukan.Ketika Paganini memainkan lagu ke-10, tiba-tiba saja satu dawainya tiba-tiba putus. Seluruh penonton pun berdiri dan memberikan tepuk tangan. Mereka menyerukan kepada Paganini bahwa mereka mengerti dan akan menunggu Paganini untuk mengganti dawai biolanya terlebih dahulu. Namun Paganini berkata melalui microphonenya, “Paganini dengan 3 dawai biola.”. Dia pun memainkan lagu ke-10 tersebut dengan 3 dawai saja.
Lagi-lagi kesialan itu datang. Dawainya kembali putus hingga tersisa 2 buah saja. Namun tetap saja Paganini hanya berkata, “Paganini dengan 2 dawai biola.”. Dan dia pun memainkannya dengan dua dawai biola yang tersisa. Penonton pun semakin larut dalam permainannya yang sungguh indah. Tiba-tiba ditengah permainan biolanya, dawai ketiga biolanya kembali putus. Kini hanya tersisa satu dawai saja. Reaksi penonton kali ini terdiam. Mereka memberikan tepukan tangan perlahan. Mereka terus memberikan segenap dukungan pada Paganini sembari menyerukannya untuk mengganti biolanya. Mereka memaklumi itu semua. Namun, apa reaksi Paganini? Dia hanya berdoa dalam hati dan berkata, “Paganini dengan 1 dawai biola.”. Dia tahu itu sulit, dan hal ini tidak pernah terjadi di sejarah permainan biola sebelumnya . Tapi dia terus meyakinkan dirinya bahwa ia akan menampilkan pertunjukan yang special dan takkan terlupakan. Dia fokus pada tujuan akhirnya, konser yang sukses.
Dengan susah payah, dia mencoba menemukan permainannya yang bisa terdengar indah walau hanya dengan 1 dawai. Dan permainan Paganini dengan satu dawai pun terdengar, sungguh luar biasa! Ibarat sebuah keajaiban, permainannya menjadi sangat indah. Permainanya dengan 1 dawai ini bahkan lebih bagus dibandingkan dengan 9 lagu sebelumnya. Pertunjukan itupun dia tutup dengan manisnya sembari mengucapkan terima kasih kepada penonton yang selalu mendukungnya. Air mata dan suara tepuk tangan penontonpun terdengar diseluruh penjuru gedung pertunjukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar